Seorang teman memulai usaha baru membuat pembalut wanita dari kain. Ia menceritakan bahwa pembalut yang selama ini kita gunakan adalah produk daur ulang. Selain itu banyak menggunakan bahan pemutih. Menurut yang dia baca hal ini tidak bagus dari segi kesehatan.

Sebagai orang yang pernah kuliah di kedokteran, sebenarnya aku malu karena tidak tahu apa-apa. Tapi memang minatku yang kurang, jadinya aku kurang peduli. Tapi aku teringat bahwa di masa lalu, sebelum pembalut wanita ditemukan, para wanita menggunakan kain saat menstruasi. Bahkan ibuku sampai sekarang masih menggunakan kain.

Tadi pagi temanku menunjukkan produk yang ia buat. Bentuk dan ukurannya sama dengan pembalut biasa. Bahkan yang ini tampak lebih elastis dengan sayap di kedua sampingnya. Bahannya terbuat dari kain. Ia membeli bahan-bahannya sendiri dan menjahitnya sendiri. Produk ini dapat dicuci dan dipakai berkali-kali. Ketika aku tanya apakah mudah tembus, katanya, sekali pakai biasanya dapat bertahan selama empat jam. Produk yang ia perlihatkan padaku masih belum jadi, dimana masih belum dipasang kancing sebagai ganti perekat.

Karena penasaran, aku pun browsing di internet. Ternyata ada juga yang menjual pembalut wanita dari kain secara online. Dalam blog tersebut dijelaskan kekurangan pembalut biasa dan kelebihan pembalut kain. Dijelaskan pula cara menguji pembalut yang ada di pasaran. Bahkan ditampilkan gambar ditemukannya cacing dalam suatu produk pembalut. Namun sepertinya itu pembalut luar negeri. Harga pembalut wanita kain Rp 200.000,00/pack (isi 5) ditambah ongkos kirim. Produk ini bisa dipakai berkali-kali selama 2 tahun. Silakan hitung sendiri perbandingan biaya yang digunakan dengan produk pembalut sekali pakai.

Sampai sekarang, aku sendiri masih menggunakan pembalut biasa. Ada rencana untuk menggunakan pembalut kain jika produk temanku sudah jadi. Apabila aku sudah mencobanya sendiri, aku akan menuliskannya dalam blog ini.