Di profil terlihat bahwa aku ada di Padang, tapi sebenarnya aku orang Banjar. Di sini aku mempelajari hal baru seperti "sambal". Sambal disini bukan hanya cabe, tapi berisi lauk pauk. Aku tinggal di kosan puteri dekat kampus Unand (Universitas Andalas). Maka di sini banyak warung yang menjual sambal. Bahkan setiap pagi ada penjual sambal yang datang ke kosan kami yang berisi 40 orang. Maka kami pun tidak perlu pergi ke mana-mana untuk mencari makan. Nasi dimasak sendiri dengan rice cooker. Harga sambal bervariasi dari tiga sampai enam ribu, yang pasti harga mahasiswa. Walau pun aku bukan mahasiswa lagi. Hidup bersosialisasi dengan para pencari ilmu memang menyenangkan.