Mencari Ilmu atau Mencari Nilai
Dalam dunia pendidikan yang diajarkan adalah ilmu. Dan pada dasarnya memang ilmulah yang akan menuntun kita dalam menjalani hidup. Namun pada prakteknya tidak semua pelajar belajar karena mencari ilmu ada beberapa yang hanya mencari nilai.
Apa beda mencari ilmu dan mencari nilai?
Mencari ilmu memerlukan usaha yang lebih keras. Orang yang mencari ilmu tidak akan puas sebelum ia mengerti akan sesuatu yang ia pelajari. Dan orang yang mengerti dengan sendirinya akan mendapatkan nilai yang baik. Berbeda dengan orang yang hanya mencari nilai, angka yang tertulis mungkin tinggi, namun bisa jadi pemahamannya kurang dan tidak menguasai pelajaran tersebut.
Mengapa ada orang yang hanya mencari nilai?
Saya percaya tidak ada orang yang dengan sengaja berniat hanya mencari nilai, namun keadaanlah yang kadang menyebabkan seseorang mencari nilai dan bukan mencari ilmu.
Misalnya dalam bangku pendidikan. Saat seseorang masuk sekolah tentu niatnya mencari ilmu supaya bisa. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin banyak ilmu yang diperoleh dan semakin banyak pula yang harus dipahami. Sistem pendidikan memiliki target yang harus dipenuhi untuk jenjang tertentu. Untuk mengevaluasi apakah target tersebut sudah dicapai, maka diadakanlah ujian. Dari hasil ujian tersebutlah muncul nilai yang tertera di atas kertas. Jika nilai memenuhi standar maka pelajar tersebut dinyatakan lulus dan memperoleh selembar kertas yang disebut ijazah. Ijazah inilah yang kemudian digunakan sebagai bukti akan ilmu yang diperoleh.
Dalam mengikuti sistem ini beberapa orang kurang mampu untuk menyerap ilmu yang diajarkan, sedangkan target harus dicapai. Maka niat yang semula mencari ilmu mulai bergeser menjadi mencari nilai karena mencari nilai lebih mudah dari pada mencari ilmu. Untuk memperoleh nilai, yang penting kita mengikuti sistem.
Misalnya ujian, yang penting bisa menjawab dan memperoleh nilai tinggi. Maka berbagai usaha pun dilakukan. Usaha paling umum tentunya belajar dan memahami pelajaran, dan kebanyakan para pelajar belajar hanya ketika mau ujian karena menginginkan nilai. Cara belajar pun macam-macam. Cara paling umum adalah mempelajari soal-soal sebelumnya dan soal yang sering keluar. Maka para pelajar pun hanya mempelajari bagian-bagian yang dianggap penting saja (Saya tidak menyalahkan cara ini, saya hanya berharap bahwa apa yang sering dijadikan soal adalah sesuatu yang memang penting untuk diketahui, sehingga pelajar selain mendapatkan nilai juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat).
Dari sekian orang yang berusaha mencari nilai dalam ujian ada juga yang menggunakan jalur lain, yaitu mencontek. Beberapa dari mereka beralasan bahwa soal yang dikeluarkan terlalu susah untuk dijawab. Beberapa yang lain mungkin karena memang malas. Tapi alasan utama mereka mencontek adalah takut memperoleh nilai yang rendah. Lagi-lagi karena nilai.
Mengapa nilai begitu penting?
Karena untuk saat ini, nilai adalah bahan evaluasi kedalaman ilmu. Seperti saya katakan di depan, jika nilai memenuhi standar maka akan memperoleh kelulusan. Selain itu nilai yang tinggi mengindikasikan ilmu yang tinggi pula dan biasanya mereka lebih diutamakan saat akan melanjutkan sekolah mau pun mencari kerja (walau pun ke depannya pengalaman lebih diutamakan).
Bagaimana mengatasinya?
Jujur saya juga tidak bisa menyalahkan sistem yang ada, karena saya sendiri belum punya solusi yang tepat. Saya mungkin cuma bisa mengingatkan kepada diri saya sendiri dan para pencari ilmu, ikhlaskanlah niatmu belajar untuk mencari ilmu. Jika memang ada penilaian, boleh mengejar nilai yang tinggi, tapi jangan dipaksakan dan mengabaikan ilmu itu sendiri. Sesungguhnya orang yang belajar karena mencari ilmu biasanya pikirannya lebih tenang, karena tidak ada unsur paksaan.
Allahumma inna nas-aluka 'ilman naafi'an
Wa risqan waasi'an
Wa syifaa-an min kulli daain wa saqamin
Ya Allah, sesungguhnya kami meminta ilmu yang bermanfaat,
Dan riski yang luas
Dan kesembuhan dari segala penyakit
0 Komentar