Kemarin, tepatnya Sabtu 5 Mei 2012 saya mengikuti acara hunting fotografi di Batu Sangkar yang diadakan dalam rangkaian Industri Festival (Indfest) oleh himpunan mahasiswa Tekhnik Industri (TI) Unand. Bermula dari pergi ke PKM untuk mengambil uang, saya mengunjungi stand mereka dan bertemu dengan seorang panitia yang cukup presentatif bernama Ryan dan mendaftarlah saya walau pun tanpa teman dan belum punya kenalan anak TI.
Sabtu pagi saya datang ke PKM pukul 07.10. Sebenarnya diminta datang jam 7 namun katanya mungkin baru berangkat 7.30 sambil menunggu peserta. Saya pikir ok lah. Tapi saya juga tidak suka menylitkan panita maka saya usahakan datang jam 7 lewat sedikit.
Sesampainya di PKM, saya bingung sendiri karena tidak tahu harus kemana dan menemui siapa. Tampak beberapa mahasiswi (karena di PKM saya asumsikan mereka mahasiswi) yang memegang Al Quran dan sepertinya sedang menghapal. Saya tidak menyapa mereka maupun bertanya karena saya pikir mereka juga tidak tahu. Saya pun sms Ryan dan tidak berapa lama dia mendatangi saya. Padahal saya lupa mencantumkan nama dalam sms. Ok, untuk yang satu ini, saya acungi jempol.
Dia meminta saya menunggu karena yang lain belum datang dan mobil masih disiapkan. Kemungkinan kami berangkat pukul 8. Saya tidak mengeluh, karena dalam hati saya sudah berpikir adanya kemungkinan seperti ini, bukan hanya Padang lho, Jakarta pun begitu, intinya Indonesia lah (kita harus merubah pola ini).
Sambil menunggu, saya membuka internet lewat HP dan mendengarkan lagu YUI. Satu persatu saya lihat panitia dengan baju berlambang Indfest berdatangan. Positif thinking saja, mungkin mereka ada urusan lain sebelumnya.
Pukul 08.45 akhirnya kami berangkat. Rencana yang awalnya menggunakan bus berubah menjadi mobil pribadi. Kami berangkat dengan 2 mobil pribadi. Sesuai lah dengan biaya pendaftaran yang 100ribu. Saya memilih naik mobil yang saya lihat ada peserta perempuan lain di sana.
Di dalam mobil, saya pun mulai berkenalan dengan peserta lain. Hesti, SMA kelas 3 dan Wanda, SMA kelas 2. Sebenarnya saya bisa saja berkenalan sejak menunggu di PKM, tapi menurut itu menurut saya waktunya kurang tepat dan saya juga tidak tahu harus berkenalan dengan siapa. Sedangkan dua orang panitia yang bersama kami adalah Fandra, semester 8 dan Kiki, semester 6.
Di mobil kami banyak berbicara setelah perkenalan. Terutama tentang Hesti yang pernah mengikuti Student Exchange di Amerika. Kalau tentang saya yang dari Kalimanatan tidak banyak yang bisa dibicarakan,kami juga sedikit membahas mengenai budaya orang Minang. Sedangkan Wanda sudah memulai hunting foto dengan kamera SLR nya. Kamera digital saya cukup ngumpet di dalam tas.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Benteng Van Der Capellen yang merupakan tempat dinas pariwisata di Tanah Datar. Kami disambut dengan tari galombang dan juga sejenis bela diri. Kemudian para penari memberikan sirih kepada fotografer.
Kemudian kami dibawa ke Intano Basa Pagaruyung oleh pemandu. Di sana pemateri memberi arahan tentang mengambil foto menggunakan frame. Walau pun saya seorang amatir dengan kamera digital biasa, saya mencoba mempraktekkannya pada foto wisata budaya maupun foto alam yang saya ambil. Semua orang menggunakan kamera masing-masing dan mulai memotret.
Setelah salat zuhur, kami makan siang bersama di sebuah tempat yang masih berada di area Istano Basa Pagaruyung. Kami pun menyantap gulai ayam dalam kotak bersama-sama. Saya dan Hesti jadi orang yang paling terakhir menghabiskan makanan kami. Karena dalam kegiatan kali ini hanya diikuti oleh 3 orang perempuan, yaitu seorang panitia (Ayu), saya dan Hesti.
Sehabis makan kami dibawa ke ustano (kuburan). Kami mengunjungi batu batikam, prasasti pagaruyung, balairung tabek, kuburan panjang dt. Tantejo Gurhano, dan terakhir ke daerah entah gunung entah bukit dan saya tidak tahu namanya, yang pasti kami berburu sunset di sana.
Acara terakhir yang kami lakukan adalah foto bersama semua peserta, panitia dan pemateri. Kemudian kami kembali ke Padang. Panita mengantarkan kami sampai ke tempat kembali masing-masing. Sampai-sampai Kiki berkata serasa jadi supir travel.
Jika diawal saya mengatakan harus menunggu selama hampir 2 jam, maka diakhir saya mau mengatakan bahwa semua sudah terbayar. Saya puas dengan perjalan kami kali ini bersama teman-teman baru yang menyenangkan.
 |
Peserta, panitia, dan pemateri |
 |
Orang-orang yang membuat perjalanan ini menyenangkan
 |
Para Fotografer |
|
 |
Penari di Benteng Van Der Capellen |
 |
Istano Basa Pagaruyung
 |
Foto Hunting |
|
 |
Ustano |
 |
Prasasti Pagaruyung |
 |
Batu Batikam |
 |
Balairung Tabek |
 |
Kuburan Panjang Dt. Tantejo Gurhano |
2 Komentar
Hohoho... Bagaimana kalau main ke Bogor? Nanti hunting foto sama saya, si kribo (anak semata wayangku) dan ibunya.
BalasHapusSaya kalau hunting foto lebih senang sendiri karena bisa fokus, tetapi kalau tujuannya hunting teman, barulah saya bergabung dengan kelompok. Banyak teman saya dapat dari kegiatan fotografi.
Keren euy
Tawaran yg menggiurkan. Tapi ngga tahu kapan lagi bisa ke Bogor. Dulu bahkan ngga sempat jalan-jalan.
HapusKalau ada rezeki ke Bogor, nantilah saya kontak Bapak. :-d