Akhirnya, saya kembali ke Jakarta setelah 2,5 bulan di Padang. Saya naik pesawat Batavia Air penerbangan jam 13.00 melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Karena sering ketinggalan pesawat, saya memutuskan untuk berangakt lebih awal dari kosan yaitu pukul 9 pagi. Padahal dulu pernah satu mobil travel dari Bukit Tinggi bersama orang yang akan terbang pada pukul 13.00 dan berangkat pukul 9 masih sempat. Sekarang saya di Padang, tentu tidak selama itu. Tapi lebih baik menunggu di bandara dari pada ketinggalan pesawat.

Setelah berpamitan dengan teman-teman kosan (saya tidak tahu apakah akan kembali lagi atau tidak, walau pun beberapa barang saya tinggalkan di kosan), saya naik angkot hijau ke Simpang Haru.

Saya sampai di depan stasiun Simpang Haru pukul 9.30. Terdapat beberapa taksi yang mangkal namun belum ada Bus Tranek yang merupakan bus bandara. Saya putuskan menungu sambil ngenet. Pukul 10.00 bus tranek baru datang. Seorang ibu disamping saya akan terbang pada pukul 3 dan saya sendiri pukul 1, maka bus masih bisa ngetem dulu untuk menunggu penumpang yang lain.

Pukul 11.00 bus tranek mulai jalan. Bus melewati Jl. Sudirman dan Tabing. Kami sampai di bandara sekitar 11.45. Ketika akan masuk ke ruang ceck ini, seperti biasa saya memperlihatkan bukti pembayaran berupa struk ATM. Petugas meminta saya untuk memprint dulu bukti tersebut. Saya sempat mau protes karena biasanya pake struk ATM saja sudah bisa. Namun karena petugas menunjukkan tempat print yaitu di loket Batavia sendiri, saya ikuti saja. Cukup serahkan struk pembayaran di loket, petugas akan segera memprint bukti dan menyerahkannya. Saya pun bisa masuk ke ruang check in.

Terdapat beberapa maskapai penerbangan yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia Air, Air Asia, Sriwijaya Air, dan saya lupa. Dimana ada penerbangan domestik dan internasional. Kemudian saya langsung check in  dan ternyata pesawat saya delay hingga pukul 14.00. Bayar retribusi bandara Rp 35.000,00.


Bandara Internasional Minangkabau, Minangkabau International Airport, BIM, MIA
Saya memutuskan untuk makan siang dulu. Dan makan di bandara mahal. Nasi, soto ayam, dan jus jeruk menghabiskan Rp 48.000,00. Dari pada lapar, sekali-kali tidak apa-apa. Saya shalat zuhur di mushalla yang terdapat di lantai dua. Kemudian menunggu keberangkatan di ruang tunggu.