Jika ditanya, di mana pusat kota Padang, mungkin jawabannya adalah Pasar Raya Padang. Mengapa? Karena di sinilah berkumpul angkot dari berbagai jurusan.  Seorag teman pernah berkata, Jika suatu saat kamu tersesat di Padang, cukup naik angkot ke Pasar Raya. Setelah itu kamu akan tahu harus kemana. Hampir setiap hari saya lewat Pasar Raya untuk pergi ke tempat kursus Bahasa Jepang OBKG Padang.

Pasar Raya merupakan pasar tradisional yang terdiri dari pertokoan, maupun pedagang kaki lima (PKL). Saya kurang tahu jam berapa tepatnya pasar mulai buka, yang pasti semakin siang semakin banyak yang berjualan dan puncaknya pada sore hari. Jika pada pagi hari jalan di tengah pasar selebar sekitar 7 meter, sore hari bisa selebar 2 meter karena banyaknya PKL yang berjualan. Mereka biasanya mulai menggelar  dagangan setelah tengah hari. Para pembeli pun penuh pada sore hari.

Hampir semua kebutuhan bisa didapatkan disini. Mulai dari isi dapur seperti ikan, sayur, rempah-rempah dan sebagainya, sampai peralatan elektronik. Untuk isi dapur ada lokasi khusus. Sedangkan pakaian bisa dijumpai hampir di seluruh pelosok pasar.

Pada bagian pertokoan, terdapat deretan penjual kain kemudian baju dan lain-lain. Biasanya bisa ditawar. Jika pandai bahasa Mdaerah, gunakanlah bahasa Minang. Saya sendiri selalu mengawali dengan bahasa Minang walau ujung-ujungnya bahasa Indonesia  karena Cuma bisa sedikit bahasa Minang.


Para PKL biasanya berjualan di tepi jalan yang selalu dilewati orang. Di sini terdapat penjual buah, pakaian, asesoris atau perhiasan perempuan, dan asesoris HP. Biasanya mereka menetapkan harga pas, walau kadang bisa ditawar, selisihnya tidak sampai 5 ribu. Meskipun begitu harga yang ditawarkan cukup bersaing. Kamu bisa mendapatkan baju bagus seharga Rp 20.000 atau kemeja dan gamis seharga Rp 50.000.