Sehari Tanpa HP

Pada zaman yang serba canggih ini, HP merupakan salah satu kebutuhan. Termasuk bagi saya. Setiap hari, pasti saya memegang HP. Atau boleh dikatakan setiap ada waktu senggang, HP lah yang jadi mainan.

Tentu saja, ada waktu-waktu tertentu saya tidak memegang HP, misalnya saat mengajar di kelas. Selain itu, saat sedang melakukan perjalanan ke dan dari sekolah, saya juga tidak memegang HP. Karena naik sepeda motor, itu adalah perbuatan yang berbahaya.

Kebetulan di rumah ada bacaan baru. Perhatian saya pun bisa teralihkan dari HP. Lumayan untuk mengistirahatkan mata. Tapi begitu ada perlu dan membongkar tas, saya tidak menemukan HP saya.

Dengan HP mama, saya mencoba menelpon nomor saya. Terdengar nada dering dari telinga. Tapi benda tersebut tidak ada di sekitar saya. Setelah diingat-ingat, rupanya tertinggal di atas meja saya di kantor guru.

Jarak antara rumah saya dan sekolah sekitar 15 km. Kalaupun saya mau balik ke sekolah untuk mengambilnya, masih sempat dilakukan sore itu. Tapi tidak, saya terlalu capek melakukannya.

Selain itu saya sih positif thinking aja. Insya Allah benda tersebut akan aman. Sebelumnya saya juga pernah ketinggalan laptop dan tidak ada masalah.

Lalu bagaimana jika ada yang mengirim pesan atau telpon. Ah, saya tidak perlu memikirkannya. Siapa pula yang mau menelpon saya. SMS yang sering masuk pun biasanya dari operator.

Walaupun ada juga sedikit kepikiran. Soalnya keesokan harinya ada acara yang harus diikuti. Tapi saya sudah sempat menerima jadwal kegiatannya. Insya Allah tidak banyak perubahan.

Maka sore sampai malam hari itu saya bebas dari HP, tapi tidak sepenuhnya lepas dari teknologi. Karena saya masih harus membuka laptop untuk menyiapkan presentasi. Dan harus mentok karena tidak bisa mencari gambar yang biasanya diperoleh dari sinyal HP.

Keesokan harinya saya berangkat pagi-pagi. Alasannya sih mau mempersiapkan diri buat presentasi. Tapi mungkin sudah ngga tahan mau pegang HP.

Alhamdulillah, HP saya tidak bergeser posisinya di atas meja. Hanya ada miss call dari nomor Mama yang saya lakukan sendiri kemarin. Kemudian sebuah pesan WA yang masih bisa dibalas meskipun telat.

Sebenarnya sehari dua tanpa HP bukanlah masalah. Apalagi jika tidak ada yang penting untuk dihubungi. Hanya saja karena fungsi HP sudah bertambah tidak hanya untuk komunikasi, kadang ada yang kurang saja rasanya.

Setidaknya saya masih bisa bersabar untuk mengambilnya keesokan harinya. Bagaimana dengan Anda, apakah lebih memilih balik ke kantor untuk mengambil HP yang tertinggal?