Kembali pada pelajaran memasak. Sebenanya mau masak sayur sendiri, tapi koki hari ini adalah Mba Sukal. Saya sebagai asisten koki hanya membantu membersihkan wortel. Ingat, hanya membersihkan, memotongnya pun tidak. Payah sekali ya. Padahal sayur yang dibuat saya rasa cukup kompleks. Masudnya kalau saya besok disuruh membuat sayur yang sama belum tentu bisa. Maksudnya saya lho. Saya kan masih amatir sekali.

Jadi apa yang saya kerjakan? Membuat ayam goreng. Tapi ini ayam goreng versi saya, bukan CFC, KFC, atau Mc Donald. Awalnya ingin menggoreng ikan, tapi di warung cuma ada ayam. Tidak apa-apa. Lima belas ribu dapat 4 potong tambah hati. Kalau beli yang matang di pataya, satunya 7.000.

Jadi apakah saya belajar hal baru hari ini? Sebenarnya tidak juga. Bumbu yang digunakan sama dengan bumbu ikan goreng yang sering saya kerjakan 9 tahun yang lalu, yaitu bawang merah, kunyit, asam jawa, dan garam secukupnya. Haluskan semua bumbu. Campur dengan ayam yang telah di cuci. Diamkan sampai bumbu meresap. Kemudian goreng.

Bagaimana rasanya? Biasa saja. Saya tidak pandai memasak. Saya juga tidak pandai mencicipi. Artinya selama saya sehat, semua makanan enak, he he. Mungkin bagi orang Padang ada yang kurang, yaitu sambal. Ya, ayamnya cuma digoreng. Tidak diapa-apakan lagi. Bagi orang Padang, lauk adalah sambal. Harus ada cabenya baik merah atau hijau. Tapi bagi saya yang orang Banjar, sambal hanya pelengkap. Kalau memang ingin pedas, silakan buat sambal terpisah.

Setelah memasak, saatnya makan bersama sayur buatan Mba Sukal.