Salam Dalam Bahasa Jepang
Kemaren adalah hari kedua saya kursus bahasa Jepang di OBKG Padang. Seperti saya katakan sebelumnya pelajaran dimulai pukul 14.30. Artinya saya harus berangkat mulai pukul 13.30. Sedangkan hujan sudah turun sejak pukul 13.00. Kalau malas nih, sebenarnya bisa saja saya tidak berangkat. Sudah jauh, hujan, tidak wajib datang pula. Tapi mungkin inilah bedanya menuntut ilmu karena tuntutan kewajiban dan kesukaan. Saya belajar karena saya suka dan ingin tahu. Dan jika saya sudah merasa ingin tahu akan sesuatu, saya akan berusaha sampai benar-benar mengerti.
Kebetulan hujan tidak terlalu lebat di Kapalo Koto. Dengan bermodal sebuah payung saya pun berangkat. Yang pasti di dalam angkot tidak hujan kan. Begitu mendekati Pasar Raya hujan semakin lebat. Ditambah ingatan dan penglihatan saya yang rada-rada saya melewatkan pasar raya hingga ke Sari Anggrek. Saya pun turun di sana.
Saya bisa saja jalan ke Pasar Raya untuk mencari mobil putih jurusan Tabing. Tapi hujan yang lebat membuat saya berjalan lurus ke depan. Menurut Taci dan seingat saya, jika saya jalan lurus ke depan saya juga akan menemui angkot ke Tabing. Saya pun menyusuri jalan. Payung kecil yang saya pegang tidak bisa menghalangi bagian bawah celana panjang saya agar tidak basah. Walau begitu saya tetap melangkah.
Akhirnya sampai di persimpangan jalan dan sebuah mobil orange menghampiri saya. Walau pun biasanya saya naik mobil putih namun pulangnya biasanya naik mobil orange. Jadi saya yakin bahwa mobil ini juga akan lewat di Ulak Karang. Jika ternyata berangkatnya menggunakan jalur lain dan saya salah naik angkot, saya cukup kembali dan berkata, gomen nasai Sensei, saya terlambat lagi.
Rupanya saya masih disayang Allah. Saya tidak salah naik mobil. Saya berhenti di depan Hotel Prima. Kali ini saya sudah yakin di mana berhenti. Hari sebelumnya saya berhenti lebih jauh sampai ke Trakindo karena belum hapal jalan.
Hujan masih mengguyur dengan deras. Dengan menggunakan payung saya masuk ke gang menuju OBKG Padang. Waktu itu pukul 14.25. Apa saya terlalu dini dan jadi yang pertama kali datang? Pikir saya. Rupanya di sana sudah ada orang lain. Seorang cowo yang baru saya lihat sedang belajar menulis hiragana. Mungkin dia ikut kursus juga. Di kelas teman-teman kursus kemarin yang merupakan anak sekolahan juga sudah datang. Saya pun menghampiri mereka.
Kami kembali berkenalan. Rupanya mereka baru kelas 2 SMP. Terpaut jauh dengan saya yang semestinya sudah lulus kuliah. Tapi menuntut ilmu tidak memandang usia. Saya juga sudah terbiasa satu kelas dengan seseorang yang jauh lebih muda seperti saat sekolah di Darussalam. Kami ngobrol seputar kesukaan tentang Jepang. Terunggaplah bahwa Rani penggemar Hey Say Jump!. Iing adalah penggemar Fairy Tail. Rasanya menyenangkan berbicara dengan seseorang yang memiliki hobi sejenis. Walau pun saya tidak sefanatik adik saya terhadap Jepang, tapi saya menyukai kebudayaan mereka.
Sensei sudah masuk kelas. Kali ini bukan Sensei Anwar, tapi orang yang menyambut saya saat daftar ulang kemarin, seorang lulusan fakultas kebudayaan Jepang. Siswa yang hadir cuma 5 orang. Sudah saatnya pelajaran dimulai. Saatnya pula saya menulis artikel sesuai judul, Salam dalam bahasa Jepang
Ohayou gozaimasu = Selamat pagi
Konnichiwa = Selamat siang
Konbanwa = Selamat malam
Oyasumi nasai = Selamat tidur/beristirahat
Ogenki desuka? = Bagaimana kabarmu?
Hai, genki desu = Kabar saya baik
Iie, genki dewa arimasen = Kabar saya baik
Dalam bahasa Jepang tidak ada selamat sore. Selamat pagi bisa disingkat menjadi Ohayou dan Selamat tidur dengan Oyasumi, terutama untuk teman sebaya. Jika diucapkan untuk orang yang lebih dihormati maka diucapkan lengkap. Untuk menanyakan kabar bisa dengan Ogenki saja dan dijawab dengan genki desu.
Pelajaran kami dilanjutkan dengan membaca huruf hiragana. Kami kembali belajar sebanyak 15 huruf. Sensei menuliskan huruf-huruf tersebut di papan tulis. Ternyata tidak sama persis seperti huruf cetak di buku.
Ada beberapa pelajaran kemarin yang belum saya tuliskan.
Cara memperkenalkan seseorang kepada orang lain, misalnya saya memperkenalkan Rani kepada Iing.
Kochira wa Rani san desu = Ini adalah Rani
Ungkapan lain.
Arigatou gozaimasu = terima kasih
Iie, Doitashimashite = tidak, sama-sama
Ganbatte = semangat
Terima kasih bisa diucapkan dengan hanya Arigatou dan dijawab iie. Jangan sekali-kali menjawab ucapan Arigatou dengan hai (ya). Di Jepang ini berarti kita mengharapkan rasa terima kasih dari orang lain. Oleh karena itu dijawab dengan iie.
Sampai jumpa di materi selanjutnya. Mata ne.
Kebetulan hujan tidak terlalu lebat di Kapalo Koto. Dengan bermodal sebuah payung saya pun berangkat. Yang pasti di dalam angkot tidak hujan kan. Begitu mendekati Pasar Raya hujan semakin lebat. Ditambah ingatan dan penglihatan saya yang rada-rada saya melewatkan pasar raya hingga ke Sari Anggrek. Saya pun turun di sana.
Saya bisa saja jalan ke Pasar Raya untuk mencari mobil putih jurusan Tabing. Tapi hujan yang lebat membuat saya berjalan lurus ke depan. Menurut Taci dan seingat saya, jika saya jalan lurus ke depan saya juga akan menemui angkot ke Tabing. Saya pun menyusuri jalan. Payung kecil yang saya pegang tidak bisa menghalangi bagian bawah celana panjang saya agar tidak basah. Walau begitu saya tetap melangkah.
Akhirnya sampai di persimpangan jalan dan sebuah mobil orange menghampiri saya. Walau pun biasanya saya naik mobil putih namun pulangnya biasanya naik mobil orange. Jadi saya yakin bahwa mobil ini juga akan lewat di Ulak Karang. Jika ternyata berangkatnya menggunakan jalur lain dan saya salah naik angkot, saya cukup kembali dan berkata, gomen nasai Sensei, saya terlambat lagi.
Rupanya saya masih disayang Allah. Saya tidak salah naik mobil. Saya berhenti di depan Hotel Prima. Kali ini saya sudah yakin di mana berhenti. Hari sebelumnya saya berhenti lebih jauh sampai ke Trakindo karena belum hapal jalan.
Hujan masih mengguyur dengan deras. Dengan menggunakan payung saya masuk ke gang menuju OBKG Padang. Waktu itu pukul 14.25. Apa saya terlalu dini dan jadi yang pertama kali datang? Pikir saya. Rupanya di sana sudah ada orang lain. Seorang cowo yang baru saya lihat sedang belajar menulis hiragana. Mungkin dia ikut kursus juga. Di kelas teman-teman kursus kemarin yang merupakan anak sekolahan juga sudah datang. Saya pun menghampiri mereka.
Kami kembali berkenalan. Rupanya mereka baru kelas 2 SMP. Terpaut jauh dengan saya yang semestinya sudah lulus kuliah. Tapi menuntut ilmu tidak memandang usia. Saya juga sudah terbiasa satu kelas dengan seseorang yang jauh lebih muda seperti saat sekolah di Darussalam. Kami ngobrol seputar kesukaan tentang Jepang. Terunggaplah bahwa Rani penggemar Hey Say Jump!. Iing adalah penggemar Fairy Tail. Rasanya menyenangkan berbicara dengan seseorang yang memiliki hobi sejenis. Walau pun saya tidak sefanatik adik saya terhadap Jepang, tapi saya menyukai kebudayaan mereka.
Sensei sudah masuk kelas. Kali ini bukan Sensei Anwar, tapi orang yang menyambut saya saat daftar ulang kemarin, seorang lulusan fakultas kebudayaan Jepang. Siswa yang hadir cuma 5 orang. Sudah saatnya pelajaran dimulai. Saatnya pula saya menulis artikel sesuai judul, Salam dalam bahasa Jepang
Ohayou gozaimasu = Selamat pagi
Konnichiwa = Selamat siang
Konbanwa = Selamat malam
Oyasumi nasai = Selamat tidur/beristirahat
Ogenki desuka? = Bagaimana kabarmu?
Hai, genki desu = Kabar saya baik
Iie, genki dewa arimasen = Kabar saya baik
Dalam bahasa Jepang tidak ada selamat sore. Selamat pagi bisa disingkat menjadi Ohayou dan Selamat tidur dengan Oyasumi, terutama untuk teman sebaya. Jika diucapkan untuk orang yang lebih dihormati maka diucapkan lengkap. Untuk menanyakan kabar bisa dengan Ogenki saja dan dijawab dengan genki desu.
Pelajaran kami dilanjutkan dengan membaca huruf hiragana. Kami kembali belajar sebanyak 15 huruf. Sensei menuliskan huruf-huruf tersebut di papan tulis. Ternyata tidak sama persis seperti huruf cetak di buku.
Ada beberapa pelajaran kemarin yang belum saya tuliskan.
Cara memperkenalkan seseorang kepada orang lain, misalnya saya memperkenalkan Rani kepada Iing.
Kochira wa Rani san desu = Ini adalah Rani
Ungkapan lain.
Arigatou gozaimasu = terima kasih
Iie, Doitashimashite = tidak, sama-sama
Ganbatte = semangat
Terima kasih bisa diucapkan dengan hanya Arigatou dan dijawab iie. Jangan sekali-kali menjawab ucapan Arigatou dengan hai (ya). Di Jepang ini berarti kita mengharapkan rasa terima kasih dari orang lain. Oleh karena itu dijawab dengan iie.
Sampai jumpa di materi selanjutnya. Mata ne.
0 Komentar