Jatuh Saat Belajar Naik Motor Matic. Hari ini saya ikur Abah ke Bati-bati. Rencananya beliau mau mengambil paket lebaran di koperasi sekolah. Sedangkan tujuan saya ikut adalah untuk belajar naik motor matic di jalan yang lebih rame.

Pertama berangkat dan melewati jalan raya, abah yang mengendarai motor tersebut. Saya cukup duduk manis di belakang. Setelah sekian kilometer dilalui, penyakit lama saya kambuh, yaitu mengantu. Saya terantuk-antuk di belakang dan mungkin sempat terlelap beberapa detik. Saat saya antara sadar dan tidak, abah menghentikan motor. Saya pun berpikir, sudah sampai ya.

Ternyata abah, menyuruh saya untuk membawa motor karena sudah masuk jalanan yang sepi. Sambil masih mengumpulkan nyawa, saya pun mengambil alih motor. Alhmadulillah lancar, tidak ada masalah. Ketika akhirnya mendekati tempat yang banyak truk, abah menyuruh saya minggir. Saya pun membawa motor minggir, menurunkan gas dan menekan rem.

Saat motor berhenti dan kaki saya sudah menapak tanah, saya pun melepas rem. Entah karena jalannya menurun, motor bergerak sedikit kedepan. Sedangkan saya belum begitu kuat menopang motor. Alhamdulillah ada abah saya yang menahan sehingga tidak roboh.

Ketika jalanan mulai sepi lagi, abah menyuruh saya untuk kembali jalan. Tapi rasanya saya tegang sekali. Rasa kantuk yang diputus tiba-tiba dengan langsung membawa motor ditambah saat berhenti tadi yang bermasalah membuat saya berpikir lama untuk jalan. Karena terlalu lama berpikir dan terlihat ragu-ragu, abah pun menyuruh saya untuk bergantian dengannya.

Saya kembali duduk di belakang. Sekarang ngantuk saya sudah hilang sama sekali. Di jalan abah menasehati cara-cara yang benar naik motor. Setelah jalan beberapa kilometer, abah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar lagi. Saya pun jujur bahwa sebelumnya saya mengantuk dan sekarang tidak lagi.

Sekarang saya sudah mantap melaju. Kecepatan 40 kadang sampai 50 lebih. Saya pun berani menyalib kendaraan di depan. Setelah dirasa cukup, abah meminta saya berhenti. Saya pun kembali ke pinggir, menurunkan gas, dan mencengkram rem. Saat motor berhenti dan kaki saya menginjak tanah, saya melepas rem. Rupanya motor mulai bergerak lagi dan saya kesulitan mengendalikannya. Tanpa sengaja, tangan saya kembali memutar gas hingga motor berhasil dirobohkan saat saya mencengkram rem kuat-kuat.

Kami hampir jatuh di selokan. Saya berusaha menahan tubuh saya dan motor agar tidak cedera. Adanya abah membantu saya menopang motor yang berat. Alhamdulillah tidak ada yang lupa. Hanya paha kanan saya yang terasa panas.

Akhirnya dari sana abah yang membawa motor sampai perjalanan pulang. Saya mencoba memikirkan salahnya di mana. Selama belajar motor di Sungai Tuan kemarin saya selalu berhenti dengan mulus. Perbedaan yang saya lakukan adalah, saat belajar kemarin saya mencengkram rem kiri, sedangkan hari ini rem kanan. Hal ini saya lakukan karena menurut abah, rem di kanan adalah rem belakang, dan cara berhenti yang benar adalah dengan rem belakang. Sebenarnya saya kurang ngerti beda fungsi kedua rem ini. Toh kemarin saya baik-baik saja saat mencengkram rem di sebelah kiri. Saya berpikir apa karena saya mencengkramnya kurang kuat.

Saat tiba di rumah, saya iseng membaca buku panduan mengendarai motor matic honda beat. Ternyata, rem di sebelah kiri adalah rem belakang dan di sebelah kanan adalah rem depan. Inilah yang membuat saya baik-baik saja kemarin dan mengalami masalah hari ini.


Jatuh Saat Belajar Naik Motor Matic

Berarti apa yang diajarkan abah terbalik. Tapi mengapa abah baik-baik saja, karena selama ini beliau mencengkram kedua rem bersamaan. Artinya beliau tidak tahu persis rem mana yang berperan. Setidaknya sekarang saya sudah tahu salahnya di mana. Semoga belajar naik motor matic berikutnya lancar.