Membeli Tiket Pesawat di Agen Travel
Membeli Tiket Pesawat di Agen Travel. Sebelum membeli Motor Honda Beat kemarin, kami pergi ke agen travel untuk membeli tiket pesawat perjalanan saya ke Jakarta September depan. Meskipun biasanya saya membeli tiket pesawat seminggu sebelum keberangkatan, kali ini saya harus membeli sebulan lebih awal karena adanya perubahan realease Tiket Promo Lion Air.
Jika selama di Jakarta saya biasa membeli tiket secara online, maka saat di Astambul saya biasa membeli di agen travel. Hal ini karena di Jakarta pergi ke ATM untuk bayar lebih mudah dari pada pergi ke agen travel. Selain itu saya bebas mengecek perkembangan harga pesawat kapan saja. Sementara itu, saat di Astambul saya harus naik motor atau angkot untuk pergi ke ATM. Di mana lokasi ATM dan travel berdekatan, harga tiket di agen travel cenderung lebih murah.
Inilah yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana harga di agen travel bisa lebih murah dari pada beli tiket secara online. Misalnya untuk tiket Lion Air seharga 500 ribu, saya harus membayar 10 ribu lebih untuk biaya ATM. Dan untuk Sriwijaya Air saya harus membayar 23 ribu lebih mahal. Sebaliknya, jika beli di agen travel, harga tiket pesawat sama persih seperti harga awal yang tertera di web, misalnya 500 ribu untuk maskapai apapun.
Di satu sisi saya mencoba mengerti mengapa jika pembayaran lewat ATM menjadi lebih mahal. Mungkin dari sana lah bank memperoleh untung. Yang saya tidak mengerti adalah dari mana atau berapa laba yang diperoleh agen travel. Tapi tentu saja mereka pasti mendapat sekian persen dari laba penjualan meskipun harganya tetap 500 ribu.
Jika saya kembali berpikir dan sedikit membalik cara berpikir saya, maka boleh dikatakan maskapai penerbangan menetapkan harga tiket yang sama dari mana pun jalur pembelian tiket. Saat saya beli di agen, katakanlah harganya 500 ribu. Dengan keuntungan dibagi antara maskapai dan agen travel. Saat saya beli online langsung ke maskapai tertentu, harganya juga 500ribu, dengan keuntungan sepenuhnya punya maskapai tanpa pembagian ke agen. Sedangkan 10 ribu yang saya bayar untuk biaya ATM adalah laba bagi bank yang dijadikan beban tambahan kepada saya sebagai pembeli.
Jika berpikir seperti itu, maka tentu maskapai akan lebih untung jika semua orang transaksi langsung ke maskapai bersangkutan (walaupun mungkin juga ada biaya operasioanal untuk web dan sebagainya). Meski begitu, tidak semua orang atau boleh dibilang hanya orang-orang tertentu saja yang membeli tiket langsung secara online. Di sinilah agen travel diperlukan untuk pemasaran tiket pesawat dan maskapai tentu memberikan kompensasi kepada mereka.
Adapun saya sebagai pembeli sebenarnya tidak ada perbedaan mau beli dimana, karena harganya sama. Yang membuat berbeda adalah penggunaan fasilitas dari pihak ketiga, dalam hal ini bank yang membuat saya harus mengeluarkan biaya lebih. Maka hasilnya pun membuat saya lebih murah membeli di agen dari pada secara online.
Meski begitu, tidak serta merta membeli di agen lebih baik dari pada secara online. Ini kembali lagi pada situasi dan kondisi sebelum membeli tiket. Apakah agen travel bisa dijangkau lebih mudah dari pada ATM juga jadi pertimbangan. Yang pasti, cara apapun yang dipilih, semoga bisa memperoleh tiket yang terjangkau dan pergi ke tempat tujuan sesuai waktunya dengan selamat.
3 Komentar
memang betul untuk agen ada komisi antara 2-5%, selain itu beberapa maskapai seperti Lion Air mempersyaratkan agen memasang neon box "Lion air" di kantornya, inilah sisi keuntungan maskapai yang tidak bisa didapat lewat penjualan online. Ada lagi yang mempersyaratkan deposit/top up terlebih dahulu dengan nilai minimum cukup besar. Artinya uang agen yang mengendap tersebut menjadi dana segar bagi maskapai.
BalasHapusBanyak strategi pemasaran. Saya sebagai pengguna fasilitas penerbangan, cuma sebagai pengamat dan menikmati pelayanan.
Hapuspenjelasan di posting anda dan Forum Pencinta IT cukup membuat say paham skarang..
BalasHapusthanks