Language Is Not Everything, But ...
Language Is Not Everything, But ....
Rapat Bagian Pembimbing Bahasa. Meskipun sudah diberitahu sejak awal pekan lalu bahwa saya jadi pengasuhan pembimbing bagian bahasa. Nyatanya sampai saat ini saya hampir belum melakukan apa-apa. Yang saya lakukan baru sebatas pengamatan, bagaimana perkembangan bahasa di Pondok Darul Hijrah Puteri saat ini. Walau pun hasilnya jauh dari yang diinginkan, saya belum sempat membicarakannya dengan Dismi yang merupakan alumni Gontor dan sekarang menjadi pembimbing bahasa bersama saya.
Alhamdulillah ada orang lain yang yang berinisiatif yang tidak lain adalah kepala pengasuhan Ustadz As'ari dan mengajak rapat para pembimbing bahasa malam ini. Memang dari pengasuhan hanya saya dan Dismi, tapi untuk pembimbing bahasa (Musyrif) yang lain juga ada yaitu ustadz Hamdan (kepala SMP), Ustadz Daihuri, Ustadz Adi Ansyari dan Ustadz Ansyari.
Yang kami bicarakan tentu saja masalah bahasa di pondok saat ini. Keadaan bahasa secara umum, jauh menurun menurut saya jika dibandingkan 6 tahun yang lalu saat saya masih di pondok. Menurut Dismi, tentu sangat jauh berbeda dengan Gontor. Ustadz yang lain pun punya penilaian yang tidak jauh berbeda dengan kami. Bahkan suami Rahmdah, ustadz Sukarno yang tidak tinggal di pondok mengatakan bahasanya kacau.
Beberapa masalah yang jadi perbincangan kami terbagi menjadi beberapa topik. Secara garis besar adalah muhadharah, muhadatsah, mufradat, mahkamah, dan kursus. Untuk memudahkan koordinasi, kami pun membagi diri kami sebagai penanggung jawab tugas tertentu. Ustadz Dai dan Ustadz Aan telah memutuskan lebih dulu menjadi PJ muhadatsah dan mufradat. Sehingga mau tidak mau saya dan Dismi jadi PJ muhadarah dan kursus. Sedangkan untuk mahkamah jadi tanggung jawab kami bersama.
Sedangkan dalam spesifikasi bahasa, bahasa Arab dipegang oleh Ustadz Hamdan, Ustadz Daihuri, dan Dismi. Sedangkan bahasa Inggris oleh Ustadz Adi Ansyari, ustadz Ansyari dan saya. Walaupun saya bukan ahli bahasa Inggris untuk memilih, saya juga banyak lupa bahasa Arab, jadi terima aja apa yang diamanahkan.
Rapat pertama ini banyak kami habiskan untuk membahas muhadharah. Dengan keputusan akhir meminta data muhadharah lengkap saat ini ke OSDA bagian bahasa. Yang bertanggung jawab adalah saya dan Dismi. Kami juga mendapat tugas lain untuk menerima pendaftaran bagi yang ingin ikut kursus. Walaupun untuk kursus, detailnya saya sendiri belum begitu mengerti.
Sebenarnya diharapkan mahkamah sudah mulai dijalankan. Tapi saya sendiri kurang bagus dalam masalah memeriksa santriwati yang melanggar. Kuncinya adalah mata-mata. Sekarang adalah bagaimana membuat setiap orang bisa menjadi mata-mata, mungkin bisa jadi PR berikutnya.
Malam Kamis depan akan diadakan rapat lagi. Dan saya berharap kami benar-benar bisa memajukan bahasa di Pondok Darul Hijrah Puteri. Meskipun saya ditunjuk atau diminta, dengan kata lain bukan menawarkan diri, saya senang menjalakan tugas ini karena saya memang menyukai bahasa. Ustadz Dai sempat berharap agar tim pembimbing bahasa ini bisa ditambah, tapi Ustadz As'ari sendiri kesulitan untuk mencari ustadzah pengsuhan lain yang bisa diandalkan. Anggaplah masuknya saya dan Dismi pada waktu yang bersamaan merupakan amanah agar bisa memajukan bahasa di pondok.
Yang selalu harus diingat.
Language is not everything, but everything without language is nothing.
Dan juga kebanggaan pondok.
Allughatu taajul ma'hadi
0 Komentar