Latihan Silat Setia Hati Terate. Saya terbangun dari tidur siang saat mendapat telepon dari nomor tidak dikenal. Ternyata dari Ukhti Rahmah yang meminta saya melatih sore ini. Saya pun teringat bahwa ada latihan silat setiap Senin dan Jumat sore di Pondok Darul Hijrah Puteri.

Jika minggu sebelumnya saya masih bisa menolak dengan berbagai alasan, kali ini saya tidak punya pilihan saat mendengar tidak ada yang melatih. Sehabis wudhu, saya putuskan untuk keliling pondok dulu mencari lokasi latihan. Setelah melewati orang-orang dengan pakaian karate dan Tapak Suci, akhirnya saya menemukan pakaian hitam Setia Hati di lapangan dekat mabna Maimunah.

Saya menghampiri sabuk putih dan memintanya untuk mulai lari dan pemanasan. Saya pun berkata akan kembali sebentar lagi.

Saya kembali ke kamar untuk shalat Ashar. Kemudian saya menggunakan pakaian SH yang sudah hampir 6 tahun tidak pernah saya kenakan. Berhubung mori saya tinggalkan di rumah, saya Cuma mengenakan sabuk putih favorit saya dan kembali ke lapangan.

Rupanya Ustadz Jupri sedang melatih siswa yang tadi saya tinggalkan. Dalam hati saya merasa lega karena tidak harus melatih sendirian. Setelah menyapa Ustadz Jupri, saya lari dan pemanasan sendiri. Kemudian ikut berbaris di belakang dan mengikuti latihan. Rasanya menyenangkan bisa berbaris di lapangan lagi tanpa beban.

Semula saya pikir saya cuma akan jadi hiasan di belakang alias tidak berperan apa-apa. Kenyataannya saat materi senam dan jurus, saya harus memegang polos, sedangkan jambon dan putih bersama Ustadz Jupri.

Berhubung polos ada yang sudah dapat sampai senam 21 dan sisanya baru semua, saya pun harus bisa melatih sesuai porsi mereka masing-masing. Walaupun saya lama tidak latihan, setidaknya saya masih bisa mengoreksi senam dasar. Ukhti Rahmah juga datang menjenguk. Yang pasti, ini tidak buruk.

Latihan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate

Setelah bel dua ke mesjid, latihan silat pun dihentikan untuk hari ini. Saya berbincang dengan Ukhti Rahmah. Katanya untuk hari Senin, biasanya Ustadz Jupri yang melatih. Sedangkan hari Jumat, Ukhti Rahmah dan Anjas yang melatih. Saya pun timbul keinginan untuk latihan paling tidak setiap hari Senin. Untuk hari Jumat, saya punya jadwal pulang ke rumah.

Saya jadi teringat pernyataan salah seorang pelatih saya dulu. Saat sudah jadi warga, seorang Setia Hati Terate, suatu saat hatinya akan terpanggil. Seperti saya yang meninggalkannya selama 6 tahun ini, akhirnya kembali lagi. Walaupun efek beberapa hari ke depan sekarang, badan saya pegal-pegal.