Friendship is so weird… You just pick a human you've met and you're like "yep, I like this one" And you just do stuff with them. @BillMurray, Twitter.

Beberapa hari yang lalu, aku kembali main game online sambil menunggu hujan reda. Sebagai solo player, aku biasa masuk dungeon sendirian untuk membunuh monster. Waktu itu aku sedang hunting untuk mencari monster's drop guna menyelesaikan task. Di sanalah aku bertemu dia.

Walau pun sudah sering main game, bagiku berkelahi itu dilakukan jika perlu saja. Jadilah level menyerangku tidak terlalu tinggi dan aku selalu kalah jika melawan pemain lain. Saat itu aku sedang berusaha membunuh seekor monsters. Dengan level ku yang rendah aku harus memukul monster tersebut berkali-kali. Bahkan aku harus terus makan bekal agar life pointku tidak sampai nol.

Di tempat itu juga ada pemain lain. Dia menyapaku dengan mengatakan "let's me help you". Kenapa tidak. Sambil membunuh monters, kami bercakap-cakap. Namun perhatianku terfokus pada kemampuannya yang luar biasa. Jika aku perlu memukul monters puluhan kali agar bisa membunuhnya. Dia hanya perlu melancarkan beberapa serangan magic dan sang monster mati.

Ok, sepertinya aku harus menggunakan magic juga. Aku pun pamit untuk mengambil perlengkapan magic yang kumiliki. Dan ketika aku kembali dia masih disana. Ketika aku juga menggunakan magic ternyata keadaan tidak banyak berubah. Aku tetap harus melancarkan puluhan serangan agar sang monster mati. Parahnya lagi, aku kehabisan bekal dan mati ditangan monster.

Yang paling ngga banget adalah saat mati, barang-barang bawaan akan berjatuhan di lokasi tersebut dan aku hanya bisa memilih tiga benda untuk dipertahankan. Masalahnya dalam bawaanku ada tiga benda yang kuperoleh dengan membunuh monster untuk menyelesaikan task. Memperolehnya tidak mudah dan tidak ada yang menjual. Mau tidak mau aku mengorbankan scimitar favoritku. Setidaknya aku masih bisa membelinya.

Saat aku dihidupkan kembali di tengah kota, ada notifikasi bahwa aku punya waktu 3 menit untuk kembali ke tempatku mati dan mengambil benda-benda yang ku jatuhkan. Tapi aku memilih mempersiapkan bekal untuk melanjutkan perburuan.

Ketika aku mengarah kembali ke tempat berburu, timer menunjukkan aku masih memiliki waktu 30 detik. Dan sesampainya aku di sana. Teman baruku yang aku tidak tahu namanya membenarkan kuburanku, sehingga aku punya waktu tambahan 5 menit untuk mengambil barang-barangku. Agak memalukan, tapi whatever lah.

Kami mulai membunuh monster lagi sambil chatting. Dia menanyakan level magicku, aku jawab 56. Dalam pikiranku, tentu levelnya sujah tinggi sekali dengan kemampuannya membunuh monster lebih cepat. Aku pun bertanya balik. Dan dia menjawab bahwa dia baru level 51. What?

Dia menganjurkan agar mengenakan pakaian seperti yang dia pakai. Sebagai basa-basi aku pun menanyakan apa yang ia kenakan. Dia pun mulai menyebutkannya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Saking speechless nya komentarku Cuma "You hv a lot".

Dia bahkan menyebutkan jumlah koin yang dihabiskan untuk perlengkapan tersebut. Namun dengan apa yang dia gunakan akurasinya meningkat menjadi 1100, sedangkan akurasiku hanya 150. Itulah mengapa 1 kali pukulan darinya sama dengan 5x pukulan dariku.

Dia berkata "wait sec" dan mulai melepaskan pakaiannya. Dia menghampiku dan memberikan semua perlengkapannya padaku. Sekali lagi aku speechless. Aku sudah pernah melakukan trade dengan pemain lain, tapi biasanya mereka minta balasan. Dan di sini aku tahu, bahwa orang ini serius hanya ingin memberi kepadaku. Aku pun menerima pemberiannya.

Sebelum pergi, dia berkata agar menambahkannya dalam list teman dan aku pun melakukannya. Kami masih bisa chat meskipun dia pergi ke tempat lain. Dia masih sempat berpesan untuk membeli perlengkapan magic lainnya sebagai bekal. Aku pun mengenakan pakain yang diberinya dan baru menyadari kalo ternyata dia juga perempuan. Hal ini karena pakain yang diberikannya adalah termasuk rok. Dalam game, kadang sulit mengenali gender pemain lain jika menggunakan armor.

Yang membuatku tidak habis pikir adalah, bagaimana ia dengan mudahnya berteman denganku. Mungkin seperti kata-kata @BillMurray It's as You're like "yes, I like this one" and do stuff with them. Itulah jalinan pertemanan.
Levels Are Just Numbers

Meskipun hanya game, ada satu hal lagi yang ku pelajari dari teman baru ku ini. Bahwasanya ini tidak hanya tentang level. Tapi termasuk persiapan dan usaha. Meskipun levelnya lebih rendah dariku tapi persiapannya sangat matang, akhirnya ia bisa melakukan sesuatunya lebih baik dan lebih efisien.

"Levels are just numbers. In this world, strength is just an illusion. There are far more important things." Kirito-SAO.

Sepertinya tidak hanya di dalam game. Berapa banyak orang dengan IQ rata-rata bahkan lebih rendah bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Itulah manusia.