Harapan dan Keyakinan Part 2
Beberapa waktu saya mengawas ujian semester genap. Pada salah satu pelajaran pondok santriwati diperkenankan menjawab pertanyaan sambil membuka buku. Mereka pun dengan giat mencari jawaban pertanyaan dalam Bahasa Arab tersebut di kitab masing-masing.
Saya teringat saat mengawas ujian hari sebelumnya. Saat tidak mengetahui jawaban dari soal yang diajukan, beberapa santriwati hanya menulis ulang soal yang ada. Mereka menyerah tanpa berusaha memberikan jawaban. Keadaan tersebut berbeda dengan hari ini. Meskipun tidak tahu jawabannya, santriwati tersebut tetap berusaha mencari jawabannya sampai ketemu. Karena mereka yakin, jawabannya ada di buku.
Mungkin seperti itulah manusia. Ketika menginginkan sesuatu, saat tidak tahu jalan dan merasa tidak ada harapan kebanyakan menyerah, sebelum mencapai apa yang diinginkan. Namun ketika ada keyakinan, beberapa akan berusaha semaksimal mungkin meski berbagai hambatan ditemui di sepanjang jalan.
Saya adalah penggemar anime, beberapa bergenre adventure. Mungkin sama dengan penggemar anime lainnya, saya suka Naruto, One Piece, Bleach, Fairy Tail dan lainnya. Sesuatu yang saya pelajari dari mereka adalah semangat dan tekad mereka dalam mencapai apa yang mereka inginkan. Serta usaha tanpa henti hingga cita-cita berhasil diraih.
Tapi kemaren, saya membaca kisah seorang tokoh yang lebih hebat dari Naruto, Luffy, Ichigo maupun Natsu. Dia adalah Sultan Mehmed (Muhammad Al Fatih), sultan ustmani yang telah membebaskan Konstantinopel pada 1453 M. Dari beliau, saya mempelajari sesuatu yang tidak saya dapatkan dari para tokoh anime di atas.
Cita-cita Naruto adalah menjadi hokage. Impian Luffy adalah menjadi raja bajak laut. Keinginan Muhammad Al Fatih adalah menaklukkan Konstantinopel dan seluruh Eropa agar berada dalam naungan Islam.
Persamaan dari para tokoh tersebut adalah cita-cita mereka yang besar dan usaha mereka yang tanpa henti untuk meraih apa yang diinginkan. Perbedaan mereka ada pada dasar keyakinan mereka.
Naruto ingin menjadi hokage. Adakah yang memberikan jaminan bahwa ia pasti akan jadi hokage? Kenapa dia ingin menjadi hokage? Sebagai pembaca, mungkin kita menaruh kepercayaan pada mangaka bahwa cita-cita para tokoh utama tersebut akan terwujud. Tapi jika masuk ke dunia manga itu sendiri, apa yang membuat Naruto begitu yakin dengan cita-citanya? Kata teman saya, pembahasan ini tidak akan selesai karena hanya ada di dunia anime.
Saat bertemu dengan Sultan Mehmed, di sini saya menemukan perbedaannya sebagai pembanding. Beliau adalah sosok nyata yang pernah hidup di zamannya. Cita-cita mulia beliau bukan karena didasari ambisi semata. Tapi diilhami oleh perkataan seseorang yang tidak pernah berdusta, hingga mendapat gelar Al-Amin yaitu Nabi Muhammad SAW. Cita-cita beliau didasari oleh keinginan yang mulia, untuk menunjukkan pada dunia bahwa bisyarah (berita gembira) tersebut akan menjadi kenyataan. Semuanya untuk menegakkan kalimat Allah. Maka perjuangan beliau yang tanpa henti akhirnya mengantarkan beliau untuk meraih gelar Al Fatih.
Dari sini saya mendapatkan suatu pencerahan. Ini bukan hanya seberapa keras kita berjuang. Tidak hanya seberapa besar keyakinan di dada. Tapi apa dasar dari keyakinan itu sendiri. Setiap orang punya harapan dan keyakinan. Tapi kenyataannya masih banyak orang yang gagal. Karena awal dari segalanya, niat di dada, dan keyakinan yang dipercaya tidak bersumber dari kebenaran hakiki. Saat semuanya dimulai dari Allah, maka dengan diiringi harapan, keyakinan, dan perjuangan, Allah pun akan menjatuhkan ketetapn-Nya.
1 Komentar
wah kereeennn
BalasHapus