Sore ini Handphone saya kembali berdering. Panggilan dari nomor tidak dikenal. Sebagai seorang pengajar, saya sering mendapat telepon seperti ini yang biasanya berasal dari wali santriwati.

Orang yang menelpon ternyata berasal dari Malinau, Kalimantan Utara. Dia menanyakan apakah saya orang Malinau, saya jawab saya di Martapura, Kalimantan Selatan. Orang tersebut bercerita bahwa seseorang baru saja menjual Handphone seharga seratus ribu. Di dalamnya masih lengkap kartu memori berisi foto-foto serta nomor HP dan sms yang belum dihapus. Hanya kartu SIM nya yang sudah tidak ada.

Karena menduga HP curian. Orang tersebut pun berusaha mencari pemilik HP sebenarnya. Dia mengubungi saya karena di HP masih tersimpan sms antara saya dan sepupu saya. Sayangnya saya tidak mempunyai nomor suami sepupu saya tersebut yang juga berada di Malinau. Terpaksa saya hanya memberikan nomor HP adik sepupu saya yang berada di Astambul, Kalimantan Selatan.
Sebuah Handphone dan Kejujuran
Saya pun menelpon sepupu yang berada di Astambul dan menceritakan kejadiannya. Dia pun mendapat telepon dari orang yang membeli Handphone tersebut.

Sehabis Maghrib, saya mendapat telepon dari sepupu saya yang berada di Malinau. Ia menceritakan perihal HP nya yang hilang dan sudah ditemukan dari pembeli HP. Orang yang mengembalikan HP tersebut bahkan tidak mau uangnya diganti. Ia ikhlas ingin menolong. Meskipun kartu SIM sudah dibuang, tapi dengan kembalinya HP tersebut, sepupu saya bisa menghubungi nomor-nomor yang tersimpan di HP tersebut.


Subhanallah, masih banyak orang yang jujur di bumi Allah. Semoga kita bisa mencontoh sikap jujur dan senang menolong seperti pembeli HP tersebut.