Saya memang suka mengajar. Oleh karenanya saya senang menjadi guru. Tapi diantara berbagai tugas guru, ada satu pekerjaan yang paling malas saya lakukan, yaitu mengoreksi lembar ujian siswa.

Seperti halnya UTS kali ini. Ada 6 bundel lembar jawaban yang harus saya koreksi. Sudah lebih dari satu minggu menumpuk di atas meja. Belum disentuh sama sekali.

Masalah utaa saya mengoreksi adalah saya mengantuk. Membaca jawaban yang serupa tapi tak sama berkali-kali rasanya membosankan. Kebetulan ujian mata pelajaran yang saya ampu berbentuk isian titik-titik dan menjawab pertanyaan. Tidak bisa dilakukan koreksi bersama layaknya pilihan ganda.

Sebesar apa pun rasa malas tersebut, tetap akhirnya harus saya koreksi juga. Maka dengan tekad baik tersebut, saya pun membawa satu bundel lembar jawaban ke meja piket guru. Kebetulan, hari ini hari Selasa.

Sambil melaksanakan tugas piket saya mengoreksi lembar jawaban. Kadang diselingi dengan membuka HP sehingga kemajuannya lambat sekali.

Sekuntum bunga tergeletak di meja. Saya pun bertanya milik siapa. Teman saya menjawab sembarang bahwa bunganya untuk saya.

Karena bunganya cantik, saya pun mengambil HP dan mulai menjepretnya.

Godaan Sekuntum Bunga

Maka koreksian saya pun kembali terhenti. Wah, godaannya banyak sekali. Atau lebih tepatnya memang saya yang tidak fokus.

Setelah empat jam pelajaran berlalu, saya pun akhirnya menyelesaikan koreksian 33 lembar jawaban. Biarlah lambat asal selamat. Satu bundel telah terselesaikan. Bundel lainnya masih menanti di atas meja.