Jiwa Guru Lebih Penting Dari Diri Guru itu Sendiri
Hari ini adalah hari perdana kegiatan Amaliah Tadris untuk kelas XII. Kegiatan Amaliah Tadris adalah kegiatan dimana seluruh siswi diwajibkan untuk praktek mengajar. Setiap siswa mendapat giliran sebanyak satu kali. Hari ini Annisa Fitriana, siswa yang dianggap paling mampu menjadi maju pertama sekaligus menjadi contoh untuk teman-temannya.
Kegiatan Amaliah Tadris berlangsung selama satu minggu. Kelas yang diajar mulai kelas VII sampai X. Beberapa siswa mengajar mata pelajaran yang saya ampu. Mereka pun mendatangi saya untuk meminta bahan ajar. Saya dengan senang hati memberikannya, karena dengan begitu mereka membantu saya menyelesaikan materi pembelajaran.
Sebelum praktek mengajar, biasanya siswa diberikan pembekalan selama beberapa hari. Ada sebuah kalimat yang selalu diulang-ulang dalam pembekalan praktek mengajar. Kalimat tersebut berbunyi:
الطريقة أهمّ من المادة
و المدرس أهمّ من الطريقة
بل روح المدرس أهم من المدرس نفسه
Metode itu lebih penting dari pada materi pembelajaran. Dan guru itu lebih penting dari pada metode. Tetapi jiwa guru lebih penting dari diri guru itu sendiri.
Saya sendiri kadang tidak terlalu mengerti dengan pernyataan tersebut. Tapi memang seperti itulah yang diajarkan kepada kami. Saya tidak bisa untuk mengira-ngira maksudnya dan menuliskan pemahaman saya disini, saya ragu.
Tapi sebagai guru yang masih memegang nilai konvensional, saya mempercayai satu hal, bahwa jiwa guru mempengaruhi pembelajaran yang ia berikan. Kadang, ketika saya merasa sangat malas mengajar, entah kenapa, saya mendapati para siswa juga sedang tidak bersemangat. Seakan apa yang saya rasakan menular kepada mereka. Begitu pula sebelumnya.
Semoga kegiatan amaliah tadris tahun ini berlangsung dengan baik. Walupun saya tidak mengajar di kelas XII, tapi mereka adalah siswa-siswa saya juga.
0 Komentar