Awal bulan ini saya kembali membawa jualan bros ke sekolah. Bros tersebut adalah hasil kerajinan tangan kakak saya. Anggaplah saya membantu memasarkannya. Maka sebagaimana bulan kemarin, banyak para guru wanita lain yang membeli bros tersebut.

Awalnya saya ragu akan ada yang banyak membeli bros seharga lima ribuan tersebut. Ternyata awal bulan membuat orang menjadi lebih mudah mengeluarkan uang. Rata-rata membeli dua bros. Bahkan ada yang membeli empat atau lima bros.

Selain bros mini seharga lima ribuan, bros besar seharga lima belas ribuan juga laku. Selama dua hari saya bisa mengantongi sampai tiga ratus ribu rupiah. Alhamdulillah.

Sebagai penjual, pastinya saya senang barang dagangan laku. Tentu saja hal tersebut tidak luput dari bantuan guru lain yang pandai sekali menawarkannya.

Sebenarnya di sekolah juga ada guru lain yang berjualan, tapi yang dijualnya adalah baju. Dan sekali lagi dagangannya juga banyak yang laku. Saya juga pernah beli satu.

Jika diperhatikan, kebanyakan wanita memang seperti itu. Awalnya tidak ada niat belanja sama sekali. Tapi ketika ada barang ditawarkan di depan mata. Kemudian harganya tidak terasa berat di kantong, maka disanalah transaksi terjadi.

Wanita belanja bukan karena perlu, tapi karena mau.

Dengan ketentuan, barang seperti itu juga tidak bisa ditawarkan setiap hari. Biasanya cuma sebulan sekali. Saat kondisi keuangan sedang bagus tentunya.