Apakah Anda memelihara kucing? Berapa ekor? Jantan atau betina?

Di rumah kami ada dua ekor kucing. Satunya betina dan satu anaknya jantan. Kami tidak memeliharanya secara khusus. Jika ada tulang, maka kami beri makan. Kadang juga kami beri nasi. Namun jika tidak ada tulang, kadang tidak sempat kami beri makan.

Meski begitu, kucing tersebut bebas berkeliaran. Artinya dia bisa mencari makan di tempat lain. Kadang di malam hari kucing betina berburu tikus jika ia merasa kurang makan.

Untuk masalah pembuangan kotorannya, kami pun tidak mau repot. Ada banyak tanah dan pekarangan di lingkungan kami tinggal. Mereka bebas melakukannya selama dikubur dengan rapi.

Kami juga tidak pernah memandikan kedua kucing tersebut. Sebagai kucing kampung yang tinggal di rumah, mereka cukup menjaga kebersihan. Bulunya bersih dan lembut saat disentuh.

Oleh karenanya, kadang saya merasa bahwa kami tidak memelihara kucing. Hanya membiarkan kucing tersebut di sekitar rumah dan kadang memberinya makan.

Yang kadang membuat masalah adalah si kucing jantan. Pada saat-saat tertentu dia bisa menjadi nakal dan pipis sembarangan.

Berdasarkan apa yang saya baca, binatang jantan seperti kucing biasanya pipis di suatu tempat untuk menandai wilayah kekuasaannya. Padahal tanpa dipipisi pun, kami juga tidak akan mengizinkan kucing lain masuk ke rumah kami.

Pada bulan Ramadhan, jatah makan kucing semakin berkurang. Tentu saja karena kami tidak makan siang. Maka jatah kucing pun juga tidak ada.

Apalagi jika kami makan hanya dengan lauk telur yang tidak ada tulangnya. Maka jatah kucing pun menjadi tidak ada. Sebagaimana menu sahur kami pagi ini.

Maka saat saya membuka pintu di pagi hari, seperti biasanya kucing langsung masuk menyerbu. Dengan menyesal, saya pun minta maaf karena tidak ada makan pagi untuknya. Saya anjurkan untuk pergi ke rumah mama di sebelah. Tentu saja dia tidak mengerti ucapan saya.

Selesai dari dapur, saya ke salah satu kamar untuk merapikan pakaian yang baru dilipat. Si kucing jantan sedang ada di atas kasur. Begitu dia saya usir, tampak genangan air di atas seprei. Saya langsung naik pitam.

Jika dikatakan bahwa dia sedang menandai wilayah kekuasaannya, menurut saya tidak ada yang perlu ditandai. Sepertinya dia sedang mengambek karena tidak dapat makan pagi ini.

Maunya sih, marah. Tapi marah pada binatang tidak ada gunanya. Seperti biasanya, dia saya usir dari rumah. Tapi nanti malam tentu dia balik lagi untuk minta makan. Dasar binatang.