Langit Senja
Saya tinggal di desa, dimana malam hari adalah waktunya orang-orang berdiam diri di rumah. Tak ada hiruk pikuk malam seperti halnya di kota. Hanya suara pengeras suara yang terdengar dari masjid saat waktu sholat Magrib dan Isya.
Sore hari, sebelum azan Magrib berkumandang, orang-orang sudah masuk ke dalam rumah. Pintu dan jendela mulai ditutup. Anak-anak yang asik bermain kembali ke rumah masing-masing.
Hari itu, saya pergi ke rumah kakak ipar karena ada acara yasinan. Beliau tinggal di komplek perumahan di pinggiran kota. Acaranya diadakan sehabis shalat Magrib.
Karena mau ada acara, saya pun menyempatkan berdiri di teras sehabis sholat Magrib. Saya bisa melihat langit senja yang mulai beranjak gelap. Masih terlihat sedikit warna orange di balik bayangan pohon. Tidak setiap hari saya bisa melihat pemandangan ini.
8 Komentar
Singkat dan jelas sekali menggambarkan suasana yang "spesial".
BalasHapusTapi bagus sih itu mbak kebiasaan di desa, baiknya emang antara waktu maghrib dan isya itu sebaiknya di rumah.. Kalau mau beraktifitas diluar rumah, boleh setelah isya hihi..
Habis Isya pun bukan aktivitas di luar rumah, paling ke rumah tetangga saat ada hajatan, hehe.
HapusWarna senjanya indah dan menenangkan.
BalasHapusTapi tak bisa untuk dinikmati setiap hari 😊
Hapuspersis seperti di desaku yang di prembun kak nisa
BalasHapusmagrib uda sepiiii...bahkan tak jarang jam tidur pun sudah masuk jam 20.00 Wib, berbeda sekali dengan di kota yang jak 22.00 wib masih berseliweran pedagang kaki lima atau warung tenda. Tapi begitulah seninya wong urip di desa ya kak, ada 'nilai' nya yang kadang terasa adem tatkala diresapi dengan penuh filosofi :D
btw fotonya bagus kak 😍
Hampir semua desa kaya gitu ya, mba. Ibu saya juga biasa tidur lebih awal. Kalo lewat jam 9 sudah tidur biasanya.
HapusNyari warung malam di desa memang susah, beda dengan kota.
Saya juga tinggal di desa mbak. Salam kenal dari sesama Nisa..
BalasHapusSalam kenal juga, mba Nisa 😊
Hapus